"Trang"!
Maka patahlah pedang merah Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma itu! Keringat dingin memercik di kening manusia iblis ini! Nyalinya lumer! Sambil angkat tangan kanannya tinggi-tinggi ke atas untuk lepaskan pukulan yang sangat diandalkannya yaitu pukulan pencabut sukma, maka dia berseru pada sisa-sisa anak buahnya.
"Kalian jangan mematung saja! Mari sama kita bereskan anjing kurap ini!'".
Maka delapan anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma dengan membentak dahsyat segera menerjang ke muka dan langsung lancarkan pukulan pencabut sukma!
"Wiro! Awas! Mereka hendak lepaskan pukulan pencabut sukma!" seru Dewi Kerudung Biru. Bahwasanya sang Dewi mengetahui namanya inilah satu hal yang mengejutkan Pendekar 212 Wiro Sableng!
Keterkejutan ini membuat dia menjadi lengah seperempatan detik. Dan itu sudah cukup bagi Wakil Ketua Iblis Pencabut Sukma serta anak-anak buahnya!
"Mampuslah!"
Dewi Kerudung Biru menjerit! Sultan sendiri pucat lesi parasnya Tiba-tiba Pendekar 212 meraung laksana halilintar. Dia melompat ke muka Kapak naga Geni 212 menderu. Empat suara pekikan seperti mau memecahkan anak telinga. Empat anggota Perkumpulan Iblis Pencabut Sukma terkapar dengan tubuh hampir kuntung!
Pendekar 212 ayunkan Kapak Naga Geni 212 sekali lagi namun disaat itu Wakil Ketua Perkumpulan Iblis Pencabut Sukmat dan sisa-sisa anak buahnya sudah lenyap larikan diri keluar goa.
Pendekar 212 bediri nanar. Sultan melompat ke muka dan merangkul tubuh Wiro. Di balik kerudungnya Dewi Kerudung Biru menggigit bibir. Sepasang matanya yang jeli dipejamkan.Wiro ambil sebutir pil dari saku pakaiannya lalu ditelan dengan cepat. Dewi Kerudung Biru kemudian berdiri dan kedua tangannya ditekankan ke bahu Pendekar 212 untuk alirkan tenaga dalam guna bantu menyembuhkan luka yang diderita Pendekar itu.
Namun sesaat kemudian Pendekar 212 mengerang halus lalu pingsan tiada sadarkan diri!
SULTAN cemas sekali melihat keadaan Pendekar 212 demikian rupa. Bersama Dewi Kerudung Biru, Wiro dibaringkan di lantai, kepalanya diganjal dengan sehelai
kain yang dilipat-lipat.
"Dewi, apakah ? apakah dia ?" Sultan tak bisa meneruskan pertanyaannya.
Dewi Kerudung Biru hela nafas. "Sebenarnya aku yang salah karena aku telah berseru memanggil namanya tadi," berkata perempuan itu. Dihelanya lagi satu kali nafas dalam. "Tapi lukanya tak begitu parah. Besok pagi dia sudah sembuh kembali. Untung saja berilmu tinggi, kalau tidak keseluruhan isi perutnya pasti akan berbusai ke luar dari mulut."
"Dewi, kau tahu nama pemuda ini. Apakah kalian pernah kenal sebelumnya...?" Dewi Kerudung Biru elakkan pertanyaan itu dengan balik menanya. "Kau sendiri
punya hubungan apa dengan dia ?"
Maka Sultan Hasanuddin menuturkan mulai pertama kali dia kenal dan ditolong oleh Pendekar 212. Mendengar itu kembali sepasang mata Dewi Kerudung Biru berkilat-kilat.
Dan hal ini diam-diam diperhatikan oleh Sultan sehingga dia merasa yakin pastilah ada hubungan apa-apa antara Dewi Kerudung Biru dengan Pendekar 212 sebelumnya.
Tapi untuk bertanya lebih jauh Sultan merasa segan.
"Dia memang sakti sekali, Sultan," berkata sang Dewi. "Sikapnya kadang-kadang lucu tapi juga menyakitkan hati. Bahkan banyak orang yang menyangka dia kurang sehat pikiran. Tapi hatinya sepolos permata, seputih kertas, jujur. Beberapa tokoh persilatan telah meramalkan bahwa kelak dikemudian hari dia bakal merajai dunia persilatan !"
Sultan Hasanuddin manggut-manggut. "Sultan, dalam hal ini kita tak punya waktu lama. Aku akan ajarkan padamu beberapa jurus ilmu silat dan ilmu asap kencana biru "
"Aku haturkan ribuan terima kasih Dewi," kata Sultan dengan gembira.
"Silakan duduk bersila dan pejamkan mata," Dewi Kerudung Biru berkata. Sultan menurut. Dia duduk bersila dan pejamkan mata. Dewi Kerudung Biru kemudian salurkan tenaga dalamnya ke tubuh Sultan melalui pundak. Selesai menerima saluran tenaga dalam itu Sultan merasakan tubuhnya sangat enteng dan segar bugar.
"Sekarang aku akan ajarkan padamu dua jurus ilmu silat. Dua jurus ilmu silat ini hanya empat orang yang pernah memilikinya. Yaitu Pendekar Seberang Lor,
Resi Warajana, Dewi Kencana Wungu. Ketiganya sudah meninggal. Aku adalah pewarisnya yang keempat dan bila kuajarkan dua jurus itu kepadamu maka kau adalah perwaris yang kelima! Jurus yang pertama ialah jurus naga kepala seribu mengamuk. Yang kedua, jurus Cakar garuda emas. Keduanya merupakan jurus-jurus yang sukar dicari bandingannya dalam dunia persilatan. Jika kau benar-benar meyakininya, percayalah tidak sembarang musuh bisa melayanimu."
"Terima kasih Dewi ! ribuan terima kasih. Jadi kalau begitu Dewi adalah murid dari Dewi Kencana Wungu !?"
Sang Dewi mengangguk. "Mari kita mulai," katanya. Karena Sultan sebelumnya sudah mempunyai dasar ilmu silat yang tinggi juga maka kedua jurus yang diajarkan padanya itu dengan mudah dan cepat bisa dipahaminya. Dewi Kerudung Biru gembira sekali. Kemudian kepada Sultan diajarkan pula ilmu Asap kencana biru. Ilmu ini agak sukar mula-mula dipahami oleh Sultan namun karena tekunnya beberapa jam kemudian dia berhasil juga menguasainya.
"Kecerdasanmu luar biasa sekali, Sultan," kata Dewi Kerudung Biru. "Malam ini, sampai esok pagi teruslah berlatih."
"Nasihat Dewi akan kuperhatikan," jawab Sultan. Dan malam itu, seorang diri Sultan melatih diri. Dewi Kerudung Biru sementara itu duduk bersemadi. Meskipun dia pejamkan mata namun bila ada jurus-jurus yang agak salah dilakukan oleh Sultan dia mengetahuinya dan segera menegur!
↑up | Load : sec.. |
2013 - 2014